Asal usul sifat abrasif

Salah satu sifat bubuk yang tidak boleh diremehkan adalah abrasivitas.

Abrasi adalah istilah yang berasal dari geologi dan mengacu pada pengikisan mekanis pada permukaan batuan oleh gletser, angin, atau air. Gesekan menyebabkan partikel terlepas dari batuan dan terbawa oleh air. Intensitas erosi bergantung pada:

• Kekerasan
• Konsentrasi
• Kecepatan
• Massa partikel

Definisi Abrasivitas

Hal serupa terjadi dalam pengolahan bubuk. Dalam beberapa kasus, abrasivitas bubuk justru merupakan sifat yang diinginkan. Contohnya adalah pemotongan dengan air, di mana butiran abrasif ditambahkan ke dalam air untuk memotong berbagai material dengan tekanan tinggi. Pasta gigi, produk yang digunakan setiap hari, juga mengandung bubuk abrasif seperti aluminium hidroksida, kalsium karbonat, kalsium fosfat, dan berbagai jenis silika. Contoh lainnya adalah premix, komponen bernilai tinggi dalam pakan ternak. Premix mengandung berbagai mineral yang relatif berat dan keras, sehingga sering kali bubuk dengan sifat sangat abrasif digunakan dalam pembuatannya.

Namun, secara umum, abrasivitas merupakan sifat yang tidak diinginkan. Sifat abrasif bubuk dapat menyebabkan keausan yang dipercepat pada instalasi. Perpaduan berbagai sifat bubuk mempercepat proses keausan ini. Jika partikel bubuk dengan massa tertentu terus-menerus mengenai suatu permukaan dengan kecepatan jatuh tertentu, akan timbul gaya pada permukaan serta partikel tersebut. Ini sesuai dengan hukum kedua Newton. Jika partikel memiliki tingkat kekerasan yang tinggi, lebih banyak energi akan terserap oleh permukaan, sehingga mempercepat keausan pada material tersebut.

Tips untuk Mencegah Keausan Cepat Akibat Abrasivitas

Abrasivitas bubuk adalah sifat yang perlu dipertimbangkan dalam desain instalasi. Terutama dalam sistem perpipaan dan perpipaan pneumatik, abrasivitas dapat menyebabkan keausan yang dipercepat. Untuk mencegah hal ini, tersedia berbagai solusi. Misalnya, pelapis khusus dan tikungan keramik dapat diterapkan. Dalam transportasi pneumatik laktosa, tikungan aeolis dari Dinnissen dapat digunakan untuk mencegah keausan dan adhesi produk. Selain itu, mesin atau bagian mesin dapat dibuat dari jenis baja lain yang lebih tahan terhadap tekanan mekanis, seperti Hardox dan baja mangan.

Perbedaan antara Korosi dan Karat serta Definisinya

Istilah karat dan korosi sering digunakan secara bergantian. Namun, ini tidak benar. Istilah karat dan korosi saling berhubungan tetapi memiliki perbedaan mendasar. Korosi adalah konsep yang lebih luas dibandingkan dengan karat. Definisi umum dari korosi adalah serangan yang tidak diinginkan pada permukaan logam melalui proses kimia. Karat adalah material berwarna coklat kemerahan yang terbentuk ketika besi bereaksi dengan oksigen di hadapan air. Lapisan coklat kemerahan ini terdiri dari besi oksida dan besi hidroksida. Besi atau baja kehilangan sifatnya yang menguntungkan akibat karat. Oleh karena itu, karat dapat dianggap sebagai salah satu bentuk korosi.

Korosi dapat berperan dalam pengolahan bubuk. Hal ini harus diperhitungkan dalam desain instalasi.

Contoh bubuk yang bersifat korosif adalah asam fosfat yang digunakan dalam pupuk, produk pembersih, tetapi juga dalam jumlah kecil pada minuman ringan seperti cola. Selain itu, asam fosfat juga digunakan dalam makanan hewan peliharaan.

Asam sitrat digunakan untuk menghilangkan kerak pada mesin kopi, tetapi juga terdapat dalam berbagai makanan seperti minuman ringan, sup, saus, sayuran kaleng, dan permen.

Selain itu, terdapat zat alkalin yang digunakan dalam industri kimia, seperti natrium hidroksida, yang sering digunakan di laboratorium dan industri. Ini mencakup produksi sabun dari lemak, pewarna, serta selulosa dari kayu dan jerami. Sebagian besar orang mengenal produk ini sebagai soda kaustik, yang digunakan untuk membersihkan saluran air. Produk alkalin lainnya adalah kalium hidroksida (caustic potash), yang digunakan sebagai bahan pembersih, disinfektan, penghapus cat, serta untuk saponifikasi lemak.